Ibu Pepy, Janda yang Mampu Kuliahkan 3 Anaknya

Tidak banyak perempuan tegar di negeri ini, apalagi berstatus sebagai janda. Namun dengan sangat gigih, 3 putranya bisa mengenyam bangku kuliah.

Hidup menjanda semenjak 1989 tak menjadikan wanita kelahiran 1960 di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini patah semangat. Kehilangan suami tak membuatnya berhenti dan putus asa dalam mendidik ketiga putranya. Petrosa Dua Ate atau akrab disapa Ibu Pepy ini memiliki keinginan kuat agar anaknya bisa terus bisa mengeyam pendidikan hingga tingkat tertinggi meski dalam keadaan ekonomi tersulit.

Ketiga putranya bernama Eduardus Vinsensius atau Edwin, Matheus Paeceli Della atau Tens, dan Yohanes Mayolis atau Yolis. Saat ditinggalkan sang suami, Yakobus Ponang, ketiga putranya telah berusia dua, tujuh, dan sembilan tahun. Rasa sedih dan kebingungan tentu dia rasakan saat suami harus meninggalkannya.

Mau tidak mau, Pepy harus menjadi tulang punggung seorang diri di keluarganya. Dia pun mulai berusaha kecil-kecilan menjadi tukang bubur di pinggir jalan, tepatnya di wilayah Maumere, Flores, NTT. "Sebelum suami meninggal, saya enggak ada kerjaan. Suami saya dulu tukang jahit. Setelah dia tiada, saya mulai jualan bubur di pinggir jalan dan bantu-bantu timbang barang," kata Pepy belum lama ini.

Meski dalam keadaan ekonomi sulit, Pepy tak ingin anak-anaknya berhenti sekolah. Karena itu, sejak ditinggal suami, dia selalu giat mengumpulkan uang demi pendidikan ketiga putranya. Ia selalu mengupayakan agar anak-anaknya bisa mengeyam pendidikan asrama di luar wilayah tempat tinggalnya sekalipun. "Saya tidak mau anak saya rusak moralnya, apalagi di wilayah saya, anak mudanya suka merokok dan mabuk, jadi saya asramakan anak-anak saya," ungkapnya.

Setelah anak pertamanya lulus SMA, Pepy meyakinkan diri bahwa anaknya itu harus melanjutkan kuliah. Edwin pun mulai mengikuti serangkaian tes untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri dengan biaya sendiri. Hingga, pada akhirnya, dia pun diterima sebagai mahasiswa teknik elektro di Universitas Sanata Darma, Yogyakarta. Edwin lulus kuliah dalam waktu 4,5 tahun dengan predikat cum laude pada 2003.

Setelah lulus, Pepy sebenarnya meminta Edwin untuk mengikuti tes pegawai negeri sipil (PNS) di daerahnya. Sayangnya, anak sulungnya tersebut menolak dan memilih bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi Jakarta. "Mereka enggak mau jadi PNS karena gajinya kecil. Kalau kecil, katanya nanti enggak bisa bantu saya. Siapa yang bantu mama, kata dia. Jadi, dia lebih baik rantau ke Jakarta," katanya.

Gaji yang diberikan anak-anaknya sudah cukup, tapi Pepy tak mau berhenti bekerja. Dia tidak betah hanya berdiam diri menunggu kiriman dari anak-anaknya. Ia juga tak ingin pindah dari daerah asalnya walaupun sang anak acap mengajaknya pindah.

Seperti dikutip buku Profil Penerima Penghargaan Orang Tua Hebat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tidak hanya Pepy yang berhasil dalam kariernya. Kedua putra lainnya pun mengikuti jejak yang sama. Anak keduanya berhasil mendapatkan beasiswa di jurusan teknik kimia Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, dan telah bekerja di salah satu perusahaan besar. Sementara, anak bungsunya, Yohanes, tengah merampungkan kuliahnya di Universitas Sanata Darma Yogyakarta. "Dan, Edwin sekarang sudah mulai mencoba buka perusahaan sendiri di bidang semen," katanya.

Karena usaha kerasnya, Pepy pun memperoleh penghargaan sebagai orang tua hebat dari Kemendikbud pada Sabtu (30/7/2016). Dia mengaku terharu dan senang atas apresiasi yang diberikan pemerintah. "Seketika, rasa lelah saya hilang dan saya sangat bersyukur," seusai menerima penghargaan langsung dari Mendikbud Muhadjir Effendy.


Sumber: Republika

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ibu Pepy, Janda yang Mampu Kuliahkan 3 Anaknya"

Post a Comment

close
Banner iklan disini