Bila Sang Buah Hati Merengek Minta Mainan Lagi

Sejumlah “peraturan” diberikan orang tua kepada anak terkait kepemilikan mainan. Saat mainan sang buah hati rusak, haruskan dibelikan mainan baru?

Punya berbagai macam mainan pastinya membuat anak-anak merasa senang. Hanya saja, ketika salah satu mainannya rusak, ada anak yang langsung minta gantinya pada orang tuanya, alias minta dibelikan mainan baru.

Terkait hal ini, psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani SPsi Msi, menuturkan anak langsung minta dibelikan mainan ketika mainannya rusak merupakan hal yang lumrah. Sebab, anak tidak memiliki ketertarikan terhadap mainan tersebut dan tidak mengetahui proses mendapatkan mainan.

"Jadi misalnya, mainan anak rusak maka ia akan merasa mainan rusak ya udahlah atau itu bukan hartaku yang berharga. Nah, pertama yang harus dilakukan adalah membuat mainan tersebut betul-betul ia sayangi dan cintai, salah satu caranya dengan tidak sebegitu mudahnya membelikan mainan," tutur wanita yang akrab disapa Nina ini.

"Membeli mainan sebaiknya jika dalam momen-momen tertentu atau dia memang berusaha membeli mainannya. Misalnya dengan katakan 'Boleh beli mainan kalau sudah menyelesaikan satu pekerjaan rumah (PR) maka kamu akan dapat satu stiker dan untuk membeli mainan butuh 30-40 stiker ya'. Jadi mau nggak mau untuk mendapat satu mainan anak butuh banyak perjuangan," sambung Nina.

Lebih lanjut, Nina juga memberi contoh lain yang berhubungan dengan kegiatan di rumah seperti meminta anak membereskan mainan setelah digunakan. Hal itu ia sampaikan dalam acara Diskusi Media 'Satu Tahun Implementasi Program Anak Cerdas PJI & HSBC' di SDN 12 Bendungan Hilir, Jl Taman Bendungan Jatihilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Jadi untuk membeli mainan usahanya jadi lebih besar kan lalu kalau mainannanya rusak, orang tua juga jangan semudah itu menuruti keinginannya membeli mainan baru, jadi jika anak memohon-mohon dan mengiba-iba sampai berguling-guling maka tetap katakan, 'maaf, nggak bisa beli mainan'," imbuh psikolog yang juga berpraktik di Tiga Generasi ini. 

Nah pada anak yang belum lancar berhitung, beri pengertian berbeda misalnya dengan mengatakan 'ibu sama bapak belum gajian' atau 'kalau baru ada uangnya ya'. Untuk anak yang lebih besar, orang tua bisa mengajari mereka menabung dan berhitung.

Sehingga, ketika anak ingin membeli mainan tetapi uang yang dimiliki belum cukup, anak bisa diajari menyisihkan uang sakunya. Lalu, ajak anak berhitung kira-kira butuh waktu berapa hari supaya uang yang dimiliki cukup untuk membeli mainan tersebut.

Sementara, untuk mengembalikan ketertarikan anak pada mainan yang rusak Ayah atau Ibu bisa mengajak anak bersama-sama mencari tahu di mana letak kerusakan mainan. Caranya, Ayah dan Ibu bisa memangku si kecil. Mengapa? Nina mengatakan dengan memangku, anak akan merasa lebih tenang dan ketertarikan atas mainannya yang rusak bisa kembali lagi.

"Jadi ketika anak sudah bisa melakukan hal tersebut, anak akan lebih attach sama mainnanya. Jadi yang perlu diingat adalah jangan gampang membelikan mainan, buat anak benar-benar berusaha, dan ajarkan apa yang harus dikeluarkan untuk memperoleh mainan tersebut," kata Nina.


Sumber: Detik

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bila Sang Buah Hati Merengek Minta Mainan Lagi"

Post a Comment

close
Banner iklan disini